Langsung ke konten utama

Cerita Lama

Ini tulisan saya di blog saya sebelumnya yang sudah tidak dapat dibuka lagi. Tulisan tentang sampah pikiran saya ketika gagal mendaftar pertama di IPDN. Monggo :)


Impian. Kita semua pasti punya impian. Pengen punya hape android, pengen punya pacar yang bla bla bla, pengen punya rambut kayak Anggun C. Sasmi, dan lain-lain. Sekecil apapun impian itu, itu tetap namanya impian. Jangan pernah malu untuk mempunyai impian. Kenapa mesti malu kalo ternyata semua orang juga punya impian walaupun berbeda-beda impian tersebut.
saya disini lebih suka menyebut kata impian daripada mimpi. menurut saya, mimpi adalah suatu hal yang belum tentu terwujud dan cara menggapainya pun hanya pasrah tanpa usaha. sedangkan impian adalah suatu hal yang kewujudannya tidak 100% tetapi ada usaha di dalamnya untuk diwujudkan. lagipula, mimpi itu bunga tidur. -_____-

postingan kali ini, saya ingin  berbagi sedikit tentang impian saya.
waktu kita masih kecil, kalo ditanya cita-citanya mau jadi apa, kebanyakan dari kita menyebut pengen jadi polisi, dokter, pilot, bla bla bla. ketika kita dewasa, mungkin cita-cita itu musnah ditelan waktu.
"Aku gak mau jadi pilot ahh. Kalo jadi pilot, matinya itu kalo gak terbakar ya tenggelam. gak enak dibelakangnya," begitu kata salah satu teman saya.
"Polisi ?! gak ahh. polisi kebanyakan korupsinya. dikit-dikit minta ceperan kalo tilangan,"
"Aku gak mau jadi dokter wes. kuliahnya sulit, banyak biayanya, ospeknya juga pake ke kamar mayat segala. Emohh"
begitulah alasan yang kudengar dari teman-teman saya. beda halnya dengan saya.
dulu, ketika saya masih kelas 2 SD, sepulang sekolah saya biasa dijemput oleh papa saya. Kami selalu melewati rute yang sama, tapi beda dengan hari itu. kami yang biasanya tidak melewati POLRES , hari itu kami melewatinya. saya biasa duduk di paling depan di sepeda motor. saya lihat jalan-jalan sekitar, orang-orang yang lewat, dan ketika itu mata saya tertuju pada 2 orang yang sedang berjalan kaki melewati polres. mereka berjalan dengan menjinjing tas mereka dan berpakaian coklat yang sangat muda dan dicampur dengan warna lain. Bingung warna apaan. saya yang saat itu tertarik pada mereka, langsung bertanya pada papa saya. "Pa, barusan papa lihat ndak orang yang jalan kaki depan polres make baju seragam. tapi bukan seragam polisi, bukan seragam tentara. Topinya kayak topi-topi jaman dulu yang dipake pahlawan-pahlawan yang ada difoto itu loh pa. pokoknya topinya kayak topi jadul itu lohh pa. keren pa. kayak tentara tapi bukan tentara. keliatan ndak ?" kataku dengan penuh semangat. "papa gak keliatan. Itu tentara paling" jawab ayahku. saya masih tetap tidak puas dengan jawaban papa. karena saya tahu kalo itu bukan tentara ataupun polisi. saya masih dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kagum.
ketika saya sudah beranjak remaja, impian saya semakin beragam. saya pengen jadi reporter, saya pengen jadi pembawa berita, saya pengen jadi bla bla bla. masih banyak sekali impian yang akhirnya malah tidak terpusat pada satu impian yang harus dikejar.
papa saya pernah menceritakan tentang sebuah perguruan tinggi kedinasan yang segala biaya ditanggung oleh pemerintah. Kata papa, disana semuanya benar-benar gratis dan langsung kerja. WOW ! saya saat itu hanya mendengarkan saja tanpa menangkap keinginan papa yang terselip di balik kata-katanya.

Waktu terus berjalan. Mbak saya yang selisih 2 tahun dengan saya menjalani kehidupan mahasiswa-nya di IPDN. saat itu, saya baru menyadari bahwa ternyata 2 orang yang saya lihat saat saya kelas 2 SD adalah seorang PRAJA IPDN. perguruan tinggi kedinasan yang papa ceritakan juga adalah IPDN. ya. Impian 2 SD saya semakin jelas. saya tahu, apa tujuan utama saya nanti setelah lulus SMA. Saya mau mengejar impian 2 SD saya ! saya berusaha mewujudkan impian saya itu. Saya berolahraga tiap hari. Waktu bimbingan belajar untuk SNMPTN pun, saya masih sempat pagi-pagi sepulang gereja untuk berolahraga sejenak di Lap. Rampal, Malang, bersama guru fisik saya, Husni. sewaktu kelas 3 SMA, saya juga meluangkan waktu pagi-pagi untuk berolahraga di alun-alun. walaupun tidak setiap hari, tapi mungkin kalo di rerata, setiap minggu pasti sedikit ada olahraga yang saya lakukan.
impian saya mungkin semakin besar karena kakak saya sudah masuk sana. ditambah lagi, disana katanya gak ada Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Ya ampunn.. Ini surga dunia,bung. :D

waktu terus berjalan. saya telah mengikuti sejumlah tes yang menjadi persyaratan masuk IPDN. namun, di tengah-tengah itu semua, saya diterima di  UNIVERSITAS GADJAH MADA. Itu adalah kampus impian saya juga. Kenapa ? karena saya menyukai kota Jogjakarta dan karena saya ingin meneruskan impian papa dulu yang ingin masuk UGM juga. sekilas info, dulu papa saya sudah diterima di UGM tapi fakuktas peternakan. rupanya papa obsesi fakultas pertanian. ditolak lah kesempatan itu. Saya diterima di jurusan Sos. Ek. Pertanian program studi Agribisnis. Saya diterima melalui SNMPTN undangan. sudah bukan rahasia publik lagi kalo kita melepas kesempatan dalam SNMPTN Undangan, pastilah ada konsekuensi yang diterima sekolah dan adik-adik kelas. karena hal itu, saya mulai meragu. apa iya saya lepas UGM ini dan menyengsarakan adik kelas atau saya mengejar impian 2 SD saya. SAYA RAGU ! saya mulai memikirkan hal ini ketika saya berdoa. Saya hanya meminta pada Tuhan untuk diberikan yang terbaik. itulah doa yang saya panjatkan ketika ingat 2 pilihan tersebut.

Senin, 3 September 2012. saya ada di kampus pagi itu mulai dari jam 7 pagi. saya hendak mengisi KRS online yang telah diberikan. sembari menunggu 'pemadam kebakaran' bertugas untuk memadamkan account teman-teman yang menunggu antrian KRS, Saya dan kelompok VERTISOL masih saja membicarakan tentang PPSMB yang baru saja selesai kemarin. Tiba-tiba hape saya berbunyi. dari Mbak  Resa rupanya. Lohh kok tumben dia telpon. apalagi, beda operator.aihh. ada apa ini ?! begitulah pertanyaan yang mengelilingi kepalaku. Ternyata, dia mau memberi tahuku tentang impian 2 SDku. Dia sudah tahu pengumumannya yang ada di internet.

"In, kamu udah liat pengumuman di forbangjatim belum ? sudah ada pengumumannya dah"
"bohh. aku belum liat mbak. aku masih ngisi KRS ini. gimana hasilnya ?"
"kamu mau aku yang kasih tahu atau kamu liat sendiri di internet?"
"kamu kasih tahu dulu dah mbak. ntar aku liat lagi di internet"
"yaudah kalo gitu. kamu belajar yang bener ya di UGM. UGM itu bagus dah ind. Kamu yang rajin disana yaa. ntar kalo aku ke jogja sama Kak Dypu, kamu jadi tour guidenya ya.Kamu gapapa kan?"
"bohh. kamu sungguhan mbak ? iyaa. aku gapapa kok. disini juga udah bagus banget mbak. aku santai jak. hehe"
 impian 2 SD saya terhenti di jalan. Gimana perasaan saya ? hmm.. yang saya tahu, Tuhan sudah menjawab doa saya. Tuhan tahu mana yang terbaik. Semua pasti INDAH PADA WAKTUNYA.
semua orang mempunyai impian masing-masing. ada yang mengejar impiannya sampai dapat. ada juga yang membuang impiannya dan meninggalkannya. ada juga yang menyimpan impiannya. Terserah kita, kita mau jadi orang seperti apa. Yang pasti, jangan malu untuk punya impian. dan jangan sesumbar sebelum kita tahu hasil yang telah diraih atas usaha yang kita lakukan untuk mengejar impian tersebut.

*NP:  I Won't Give Up - Jason Mraz*



Komentar

Postingan populer dari blog ini

How 'we' treat the Bagpacker

Di artikel ini saya mau menulis tentang pengalaman saya yang benar-benar terjadi sekitar hampir 2 bulan yang lalu tentang bagaimana 'Kita' memperlakukan ' Bagpacker Asing'. Sekitar tanggal 20-an Agustus 2017, saya kembali ke tanah kelahiran saya di daerah Jawa Timur. Dari stasiun Lempuyangan ke Probolinggo membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Perlu diketahui, di stasiun Lempuyangan, hampir setiap hari pasti ada turis mancanegara yang berlibur di Jogja dan akan melanjutkan perjalanannya ke Probolinggo dengan destinasi Gunung Bromo dan selanjutnya Gunung Ijen atau langsung ke Bali. Kebanyakan dari turis mancanegara ini menggunakan kereta api. Mengapa saya katakan kebanyakan? Karena saya belum mengadakan jajak pendapat tentang destinasi turis mancanegara setelah dari Jogja. Selanjutnya, di dalam perjalanan saya ke timur Jawa, saya berbincang-bincang dengan beberapa bagpackers , 2 dari Perancis dan 1 dari Jerman. Bahasa Inggris mereka cukup lancar dan karena itulah kami bis

Reminder for My Life Journey

Reminder untuk beberapa tahun kedepan :) Postingan kali ini saya akan menulis salah satu mimpi saya, yang saya harapkan bisa jadi kenyataan dan postingan ini sebagai reminder di kala saya melupakan mimpi ini. Dari dulu, saya selalu menginginkan untuk menjadi relawan sosial. Berharap menjadi orang yang sebagian hidupnya untuk orang lain yang benar-benar membutuhkan. Hidup merawat orang sakit, hidup di sekeliling orang-orang berkebutuhan khusus, hidup mendampingi opa-oma di panti wreda, mengajar anak-anak yang kurang mampu, mengajari dan menemani teman-temen dengan down syndrome dan sebagainya. Tidak harus semua, tapi salah satu pun saya sudah sangat bersyukur. Tidak perlu menunggu tua untuk mewujudkan ini semua, Indira. Tidak benar kalau orang-orang berhenti mengejar mimpi karena mereka sudah tua; mereka jadi tua karena berhenti mengejar mimpi-mimpi mereka Begitu salah satu kutipan yang diambil dari buku Chicken Soup for The Soul  "Memulai Kembali Hidup" di cerita ke-50.